EKSISTENSI KLINIK
Gambaran eksistensi klinik sekarang :
- Merupakan tempat pelayanan kesehatan primer dan spesialis sebagai ujung tombak dan pintu gerbang pelayanan kesehatan perorangan.
- Merupakan usaha swadaya masyarakat dalam penyelenggaraan upaya kesehatan sebagai peran masyarakat dalam pembangunan kesehatan.
- Merupakan tempat berkiprah profesi bidang kesehatan sebagai pengabdian profesinya dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
- Merupakan tempat untuk pelatihan, penelitian bidang kesehatan dan praktek tenaga medis dan tenaga kesehatan lain.
- Merupakan institusi tempat penyerapan dana masyarakat, dan tempat investasi bidang kesehatan layanan primer.
- Di era JKN ( Jaminan Kesehatan Nasional ) yang akan datang klinik sebagai penyalur dana kesehatan masyarakat dari pemerintah dengan cara kapitasi, fee for service, Ina-CBGs,Reinbers.
- Klinik juga sebagai pelayanan peserta Asuransi Swasta, JPKM Swasta dan bentuk penjamin pelayanan kesehatan lainnya.
- Klinik merupakan tempat pengembangan pelayanan primer perorangan dengan pendekatan dokter keluarga sesuai kebutuhan masyarakat dan perkembangan, social, ekonomi, budaya, dan IPTEK yang terus berkembang.
- Klinik sebagai tempat untuk penjabaran pelaksanaan hidup sehat menurut UU no 36 Tahun 2009 tentang kesehatan ; yaitu sehat adalah keadaan sehat jasmani, rohani, spiritual, social, ekonomi yang memungkinkan orang hidup produktif secara ekonomi dan social. Dengan melalui kegiatan promosi perilaku hidup bersih dan sehat dan memelihara lingkungannya untuk mandiri sehat dan produktif.
- Klinik merupakan tempat berkiprahnya profesi kesehatan dokter baik yang masih aktif atau yang sudah purnabakti dalam mengembangkan pelayanan pendekatan dokter keluarga.
Jawa Barat yang berpenduduk kurang lebih 42
juta jiwa, tersebar di 26 Kabupaten dan Kota, 625 Kecamatan, dimana jumlah
klinik kurang lebih 3.111, sedangkan Puskesmas berjumlah 1019 berdasarkan data
10 Februari 2013 Dinas Kesehatan Provinsi, dengan berbagai tingkat kesehatan
dan kondisi alam yang berbeda-beda, merupakan kondisi yang harus diwaspadai
karena berbagai masalah yang dihadapi antara lain distribusi klinik yang tidak
merata, sarana dan prasarana, mutu pelayanan, sumber daya manusia dan
kesejahteraan. Keberadaan Klinik- klinik yang sudah tersebar di tiap-tiap
kabupaten dan kota, walaupun belum merata, merupakan potensi yang harus
dipikirkan bersama. Selama ini, pembinaan, advokasi, fasilitasi dan
pemberdayaan dari aspek pengelolaan, mutu pelayanan, sumber daya manusia dan
pembiayaannya belum optimal.
Ini
tugas ASKLIN Pusat dan Daerah dan bermitra dengan pemerintah,pemerintah
daerah dan BPJS I yang harus memberikan kontribusi yang nyata, sistematis,
terarah agar klinik menjadi institusi pelayanan yang bermutu, dipercaya dan
dapat dipertanggungjawabkan.
Dalam membina sinergitas pelaksanaan program,
ASKLIN tingkat Pusat dan Daerah senantiasa bekerjasama dengan Pemerintah dalam
pembinaan Klinik. Dimana pemerintah mempunyai dua kewajiban, antara lain :
-
Pengaturan
dalam rangka perlindungan kesehatan bagi penyandang hak, dan
-
Penyediaan
fasilitas atas layanan kesehatan.
Harapan, agar semua pihak yang memiliki
kepentingan atas keberadaan klinik dan asosiasinya, dapat bersama-sama
memikirkan dan berkontribusi sesuai dengan kapasitasnya masing-masing untuk
perubahan sebagai tantangan yang harus diselesaikan secara seksama dengan baik
yang akan memberikan kesejahteraan bersama bagi yang dilayani maupun yang
melayani.
“ Mari dengan kebersamaan, kesatuan, tantangan
akan jadi kesempatan Emas bagi kita “
Wassalam,
Pengurus
ASKLIN Daerah Jawa Barat
(Dr. dr. H. Yono Sudiyono MARS., MH.Kes)
Ketua
Tidak ada komentar:
Posting Komentar